PERJALANAN WISATA SUKU PEDALAMAN BADUY
Banyak yang tidak tahu suku baduy ini ada dimana, sekilas suku baduy
ini sama seperti suku suku lain di Indonesia perbedaannya terletak pada cara
mereka beradaptasi. Yuk dibaca pembahasan singkat tentang suku baduy.
Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu
kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan
“Baduy” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok
masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang mempersamakan mereka dengan kelompok
Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden).
Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di
bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri
sebagai urang Kanekes atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama wilayah mereka,
atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo
(Garna, 1993).
Perjalanan wisata atau yang lebih sering
dikenal dengan Travelling merupakan salah satu cara untuk mengenal lebih dalam
objek wisata yang akan dikunjungi. Perjalanan wisata merupakan sesuatu yang
menjanjikan karena kegiatan seseorang yang mengambil Pariwisata adalah membuat
seseorang bahagia. Kebanyakan orang dapat berbahagia apabila dapat mengunjungi
sesuatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Selain menambah wawasan perjalanan
wisata membuat kita dapat bertemu hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah
kita temui. Contohnya saja perjalanan wisata ke suku baduy, hal baru yang dapat
kita temui adalah keasrian daerah sekitar tempat tinggal suku baduy. Daerah
suku baduy sama sekali belum tersentuh oleh tangan-tangan jail manusia,
masyarakat baduy sangat menjaga keasriannya karena bagi masyarakat baduy itulah
sumber kehidupan mereka.
Perjalanan wisata biasanya hanya
mengembangkan sesuatu yang sudah ada jarang sekali mengeksplor hal-hal yang baru.
Untuk mengembangkan kegiatan pariwisata hendaknya kita mempertahankan sesuatu
yang udah ada namun menjelajahi sesuatu yang baru karena tidak ada yang abadi
di dunia.
Perjalanan wisata Baduy merupakan sesuatu
yang menarik kebanyakan orang memilih menghabiskan libur panjang atau pun akhir
pekan di Negara-negara yang memiliki banyak objek wisata padahal Indonesia
merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan namun belum banyak orang yang mau
menjelajahinya secara lebih dalam kalau dikupas lebih dalam kebudayaan tersebut
akan menghasilkan sesuatu yang menjual dan lebih bermanfaat untuk orang lain
ketimbang berlibur ke Negara lain yang hanya berguna untuk kepentingan pribadi.
Perjalanan wisata ke Negara sendiri membuat dampak yang baik jika dilihat dari
segi perekonomian.
Suku baduy walaupun terletak di desa yang
jauh dari hingar binger kota,suku ini tetap bisa bertahan hidup karena
kekompakan satu sama lain walaupun ada perpecahan antara baduy dalam dan luar
namun mereka tetap kuat demi terjaganya budaya yang turun temurun sudah ada.
Masyarakat baduy dibagi menjadi dua yaitu
luar dan dalam ciri-cirinya sebagai berikut :
Kanekes Dalam adalah bagian dari
keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam
masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku
Kanekes Dalam antara lain:
a. Tidak
diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
b. Tidak
diperkenankan menggunakan alas kaki
c. Pintu
rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua
adat)
d. Larangan
menggunakan alat elektronik (teknologi)
e. Menggunakan
kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri
serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Kelompok masyarakat kedua yang disebut
panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar (Baduy Luar), yang
tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam,
seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya.
Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala
berwarna hitam.
Kanekes Luar merupakan orang-orang yang
telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang
menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar:
a. Mereka
telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam.
b. Berkeinginan
untuk keluar dari Kanekes Dalam
c. Menikah
dengan anggota Kanekes Luar
Ciri-ciri masyarakat orang Kanekes Luar :
a. Mereka
telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun penggunaannya
tetap merupakan larangan untuk setiap warga Kanekes, termasuk warga Kanekes
Luar. Mereka menggunakan peralatan tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi agar
tidak ketahuan pengawas dari Kanekes Dalam.
b. Proses
pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat bantu,
seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes
Dalam.
c. Menggunakan
pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang
menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti
kaos oblong dan celana jeans.
d. Menggunakan
peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca
& plastik.
e. Mereka
tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.
Peraturan dan larangan tersebut sekiranya
menjadi sesuatu yang unik dari masyarakat baduy. Kebudayaan yang berkembang
membuat saya tertantang untuk membuat paket Tour ke baduy. Paket tour yang akan
dijual hendaknya akan menambah wawasan para pengunjung. Pake tour ini akan
dijual untuk kalangan WNI dikarenakan turis mancanegara belum bisa diterima
oleh masyarakat baduy luar. Turis akan membawa dampak yang besar di
perekonomian namun akan membawa dampak negative dikarenakan takut tercermarlah
budaya baduy yang sudah lama tertanam. Kebanyakan turis akandatang ke suatu
tempat dan akan mengabadikan moment yang ada dengan kamera namun hal-hal
tersebut masih dilarang baduy luar.
Masyarakat baduy belum banyak atau dapat
dibilang tidak ada yang fasih berbahasa asing hal itu juga menyulitkan
masyarakat baduy untuk menerima non-WNI. Penggunaan pasta gigi,shampoo,sabun,
dan alat-alat peralatan mandi lainnya juga dilarang dikarenakan dapat membuat
sungai tercemar oleh limbah-limbah tersebut. Aliran sungai baduy digunakan oleh
banyak kepala keluarga untuk kegiatan berumah tangga dan pekerjaan masyarakat
baduy lainnya sehingga jika air sungai baduy tercermar membuat terganggunya
aktivitas warga baduy.
Estimasi Dana
Kereta api Bengawan Lempuyangan (Jogja) -
Tanah Abang Rp 35.000
KRL Tanah Abang - Rangkasbitung PP Rp 10.000
Angkot stasiun Rangkasbitung - Terminal
Aweh Rp 5.000
Elf terminal Aweh - Ciboleger PP Rp 24.000
Beras, ikan asin, sarden, dan lilin Rp 15.000
Guide
Rp 275.000
Makan
Rp 70.000
Kereta api Progo Pasar Senen - Lempuyangan
(Jogja) Rp 35.000
Total: Rp 469.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar