Kamis, 27 November 2014

Perjalanan Wisata Suku Pedalaman Baduy

PERJALANAN WISATA SUKU PEDALAMAN BADUY


Banyak yang tidak tahu  suku baduy ini ada dimana, sekilas suku baduy ini sama seperti suku suku lain di Indonesia perbedaannya terletak pada cara mereka beradaptasi. Yuk dibaca pembahasan singkat tentang suku baduy.

Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan “Baduy” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda  yang mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (Garna, 1993).

Perjalanan wisata atau yang lebih sering dikenal dengan Travelling merupakan salah satu cara untuk mengenal lebih dalam objek wisata yang akan dikunjungi. Perjalanan wisata merupakan sesuatu yang menjanjikan karena kegiatan seseorang yang mengambil Pariwisata adalah membuat seseorang bahagia. Kebanyakan orang dapat berbahagia apabila dapat mengunjungi sesuatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Selain menambah wawasan perjalanan wisata membuat kita dapat bertemu hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah kita temui. Contohnya saja perjalanan wisata ke suku baduy, hal baru yang dapat kita temui adalah keasrian daerah sekitar tempat tinggal suku baduy. Daerah suku baduy sama sekali belum tersentuh oleh tangan-tangan jail manusia, masyarakat baduy sangat menjaga keasriannya karena bagi masyarakat baduy itulah sumber kehidupan mereka.
Perjalanan wisata biasanya hanya mengembangkan sesuatu yang sudah ada jarang sekali mengeksplor hal-hal yang baru. Untuk mengembangkan kegiatan pariwisata hendaknya kita mempertahankan sesuatu yang udah ada namun menjelajahi sesuatu yang baru karena tidak ada yang abadi di dunia.

Perjalanan wisata Baduy merupakan sesuatu yang menarik kebanyakan orang memilih menghabiskan libur panjang atau pun akhir pekan di Negara-negara yang memiliki banyak objek wisata padahal Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan namun belum banyak orang yang mau menjelajahinya secara lebih dalam kalau dikupas lebih dalam kebudayaan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang menjual dan lebih bermanfaat untuk orang lain ketimbang berlibur ke Negara lain yang hanya berguna untuk kepentingan pribadi. Perjalanan wisata ke Negara sendiri membuat dampak yang baik jika dilihat dari segi perekonomian.
Suku baduy walaupun terletak di desa yang jauh dari hingar binger kota,suku ini tetap bisa bertahan hidup karena kekompakan satu sama lain walaupun ada perpecahan antara baduy dalam dan luar namun mereka tetap kuat demi terjaganya budaya yang turun temurun sudah ada.

Masyarakat baduy dibagi menjadi dua yaitu luar dan dalam ciri-cirinya sebagai berikut :
Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
a.            Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
b.            Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
c.             Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
d.            Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
e.            Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

Kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar (Baduy Luar), yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.
Kanekes Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar:
a.            Mereka telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam.
b.            Berkeinginan untuk keluar dari Kanekes Dalam
c.             Menikah dengan anggota Kanekes Luar
Ciri-ciri masyarakat orang Kanekes Luar :              
a.            Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun penggunaannya tetap merupakan larangan untuk setiap warga Kanekes, termasuk warga Kanekes Luar. Mereka menggunakan peralatan tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan pengawas dari Kanekes Dalam.
b.            Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam.
c.             Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.

d.            Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca & plastik.
e.            Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.

Peraturan dan larangan tersebut sekiranya menjadi sesuatu yang unik dari masyarakat baduy. Kebudayaan yang berkembang membuat saya tertantang untuk membuat paket Tour ke baduy. Paket tour yang akan dijual hendaknya akan menambah wawasan para pengunjung. Pake tour ini akan dijual untuk kalangan WNI dikarenakan turis mancanegara belum bisa diterima oleh masyarakat baduy luar. Turis akan membawa dampak yang besar di perekonomian namun akan membawa dampak negative dikarenakan takut tercermarlah budaya baduy yang sudah lama tertanam. Kebanyakan turis akandatang ke suatu tempat dan akan mengabadikan moment yang ada dengan kamera namun hal-hal tersebut masih dilarang baduy luar.
Masyarakat baduy belum banyak atau dapat dibilang tidak ada yang fasih berbahasa asing hal itu juga menyulitkan masyarakat baduy untuk menerima non-WNI. Penggunaan pasta gigi,shampoo,sabun, dan alat-alat peralatan mandi lainnya juga dilarang dikarenakan dapat membuat sungai tercemar oleh limbah-limbah tersebut. Aliran sungai baduy digunakan oleh banyak kepala keluarga untuk kegiatan berumah tangga dan pekerjaan masyarakat baduy lainnya sehingga jika air sungai baduy tercermar membuat terganggunya aktivitas warga baduy.
              
  Estimasi Dana
Kereta api Bengawan Lempuyangan (Jogja) - Tanah Abang   Rp 35.000
KRL Tanah Abang - Rangkasbitung PP   Rp 10.000
Angkot stasiun Rangkasbitung - Terminal Aweh   Rp 5.000
Elf terminal Aweh - Ciboleger PP   Rp 24.000
Beras, ikan asin, sarden, dan lilin   Rp 15.000
Guide   Rp 275.000
Makan   Rp  70.000
Kereta api Progo Pasar Senen - Lempuyangan (Jogja)   Rp  35.000
Total: Rp 469.000










Tidak ada komentar:

Posting Komentar